Minggu, 13 September 2009

Mengendalikan Hama Wereng


Beberapa waktu lalu ribuan hektare sawah di wilayah Demak dan sekitarnya gagal panen akibat serangan hama. Hingga kini hama merupakan salah satu kendala produksi yang selalu mengganjal target produksi.
Beberapa waktu lalu ribuan hektare sawah(tmsuk peralatan rumah tangga) di wilayah Demak dan sekitarnya gagal panen akibat serangan hama. Hingga kini hama merupakan salah satu kendala produksi yang selalu mengganjal target produksi. Padahal kebutuhan beras nasional meningkat minimal 0,5 juta ton setiap tahunnya.

Ledakan jenis hama terjadi silih berganti dan tidak jarang diikuti oleh munculnya strain atau biotipe baru yang lebih ganas. Di antaranya hama wereng batang cokelat (WBC) yang merupakan hama penting yang harus diwaspadai karena sewaktu-waktu populasinya bisa meledak bila kondisi lingkungan mendukung. Hama ini merupakan vektor virus kerdil ****ut dan kerdil hampa dengan peningkatan populasi secara eksponensial.

Beberapa teknik
Pembasmi hama sebetulnya telah dilakukan antara lain memperbaiki varietas tahan hama dan memperbaiki pola tanam (pergiliran tanaman).

Namun karena tingginya kemampuan adaptasi WBC dan belum diterapkannya pola pergiliran varietas oleh petani menyebabkan perkembangannya biotipe WBC sangat cepat. Biotipe WBC terbaru mampu menyerang varietas yang saat ini dianggap paling tahan (IR 64) seperti halnya di Jawa Timur cthnya
kerja sopir.

Sementara itu penggunaan insektisida selain tidak lagi manjur, juga bersifat beracun bagi lingkungannya. Sebagai contoh buprofezin yang dulu dianggap aman, kini diketahui beracun terhadap nener bandeng, mujair, dan udang windu.

Dukung kampanye
stop dreaming start action

http://www.situshijau.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar