Pertengahan tahun 1980, tarian ini muncul sebagai tango di rio de plata,
Dari irama ritme cepat, sentuhan bandonion (harmonica segi enam-red) sempat mengubah gerak tari cepat ini menjadi gerakan bertempo lambat namun menghentak. Sehingga jadilah, alunan ini ditarikan murung penuh konsentrasi.
Sepintas jika diamati, step dasarnya adalah ketrampilan kaki dan putaran tubuh dalm ketukan-ketukan pelan menghentak. Ketrampilan menumpu berat badan penari wanita, juga menjadi dasar yang amat menunjang. Jika ditarikan dengan pola langkah irama yang yang sesuai, maka yang terlihat adalah, seni liukan tubuh yang romantis, berani, sensual. Inilah daya tarik tango latin, yang mampu mempesona jutaan mata. Dan terus berkembang dengan hadirnya tempat belajar latin center misalnya.
Seiring, berkembangnya ragam pergaulan, penguasaan tarian latin pun berkembang menjadi gaya hidup unik tersendiri. Sebagai ajang pembuka, dan penutup acara pesta, “menari” adalah bentuk pergaulan dengan prestise tersendiri. Makin meliuk indah, makin terpesonalah penghuni pesta. Dengan sendirinya, eksistensi diri muncul mencuat indah, dan berkelas.
Di kota-kota besar, demam tarian latin inipun telah mewabah. Sebuah acara televisi bertajuk “dansa yok dansa” bahkan menjadikannya sebagai ajang gaul ala pria dan wanita berkelas. Berbusana formal, dengan aksesoris lengkap, plus tata karma saling menyapa ala bangswan-bangsawan tempo dulu, membuat ajang-ajang ini amat diminati. Jadilah, orang berlomba-lomba berlatih, demi ajang gaul penuh prestise tadi.
Seiring perkembangannya, tarian ala latin lain pun merebak pesat. Makanya jangan heran banyak muncul tempat belajar semacam tari latin center di penjuru dunia. Tak hanya Tango, Salsa, Rumba, dan Samba ala Brazil pun berhasil merebut mata pecinta tari. Sama-sama seksi, sama-sama sensual, keseluruhan nya pun saling bersaing diatas pentas dunia. Hebatnya lagi, semua jenis tarian latin ini dikonteskan di tingkat dunia. Hasilnya? Hmmm..jangan ditanya!
www.bluefame.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar