Kamis, 08 April 2010

Kerajinan Tembaga Tumang

Kerajinan tembaga di Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menembus pasar Amerika dan Australia. Kerajinan dari desa ini mampu bersaing dan menjaga kualitas produksi hammered handicraft, sehingga permintaan ekspor kerajinan tembaga terus meningkat,kata mansur,perajin hammered handicraft tembaga di Desa Tumang Cepogo, Boyolali.

Menurut mansur,produk andalan
kerajinan tembaga / kerajinan handicraft ini meliputi bunga, lampu dinding, kaligrafi, dan produk aksesori rumah tangga.
Pesanan kerajinan kuningan yang datang dari Amerika, Australia, dan Belanda di antaranya,kerajinan handicraft vas bunga yang harganya berkisar Rp250 ribu-Rp1 juta, kaligrafi Rp200 ribu-Rp1 juta,kerajinan logam lampu dinding Rp350-Rp900 ribu per unit dan kerajinan logam bak mandi sekitar Rp3,7- Rp7 juta per unit.

Untuk pasar kerajinan kuningan dalam negeri, pesanan datang dari Jakarta, Solo, dan Surabaya. "40% produk kami untuk pasar ekspor dengan nilai sekitar Rp60 juta per bulan," kata Mansur yang juga pemilik
kerajinan tembaga "Asta-Kriya Craft" Tumang. Ia mengaku, setiap bulannya rata-rata mampu memproduksi sekitar 200 unit dan mempekerjakan 60 orang dan rata-rata menghasilkan uang sekitar Rp 60 juta - Rp70 juta per bulan.


Meskipun demikian kata sejumlah perajin tembaga di Tumang ini menghadapi kendala sulitnya mencari bahan baku di pasaran lokal dan harus mendatangkan tembaga dari Koreamaupun Italia.


Selain itu, harga bahan baku tembaga juga naik sekitar Rp300 per lembar ukuran 08 milimeter. "Tembaga sebelumnya Rp1,2 juta per lembar,kini naik menjadi Rp1,5 juta."


Kenaikan harga bahan baku membuat perajin terpaksa menaikkan harga jual produksinya. Perajin lainnya Beni mengatakan banyak perajin yang menghadapi keterbatasan modal.


asta-kriya.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar