Kamis, 23 September 2010

Rumah Tahan Bencana Alam


Bencana alam seperti gempa akhir-akhir ini sering sekali datang dan melanda Indonesia dan banyak sekali menelan korban jiwa. Seperti bencana alam gempa yang terjadi di Aceh, Yogyakarta, garut, tasik, padang dan ujung kulon. Akhirnya banyak para arsitek baik arsitek muda dan berpengalaman menulis artikel mengenai membangun rumah tahan gempa.

Rumah merupakan kebutuhan yang utama selain sandang dan pangan. Mewujudkan rumah idaman terutama yang tahan gempa adalah impian setiap kita, namun untuk mendirikan rumah tahan gempa kita membutuhkan jasa konsultan arsitek, tukang bangunan dan para ahli lainya yang sudah berpengalaman di bidang konstruksi dan kontraktor bangunan rumah.

Empat faktor yang menyebabkan rumah tidak tahan gempa yaitu pemakaian bahan dinding, pengunaan material, tenaga ahli dan penataan ruangan. Pada umumnya rumah atau bangunan sederhana didirikan tanpa mempertimbangkan faktor ketahanan terhadap gempa. Bisa saja di sebabkan oleh sumber daya manusianya atau karena keuangan yang terbatas, coba anda amati struktur rumah anda apakah ada indikasi seperti ini, jika ada sebaiknya mintalah bantuan atau konsultasikan kepada konsultan arsitek mengenai rumah impian yang tahan gempa.

Faktor-faktor yang menyebabkan rumah atau bangunan tidak tahan terhadap gempa antara lain :

1. Pondasi batu kali dipasangkan angkur besi berdiameter 6-8 mm setiap panjang 1-1.5 m.

2. Kedalaman balok pondasi (sloof) dibuat masuk ke tanah atau minus 10—25 cm dan lantai dasar (± 0.00).

3. Kolom yang dipakai adalah kolom praktis yang dibeli di toko material. Kolom mi sangat tidak memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa.

4. Pengecoran kolom dilakukan secara bertahap jika pasangan batu bata telah mencapai ketinggian 1 m. Dilakukan pengecoran dengan adukan yang tidak jelas perbandingan antara semen, pasir, dan split, apalagi jika semua bahan pengerjaannya disuplai oleh pemborong sehingga sulit untuk dilihat mutunya.

5. Tidak ada pemasangan besi angkur pada kolom untuk pasangan dinding batu bata.

6. Dinding batu bata tidak diplester dan tidak diaci.

7. Ring balok terkadang dipasang dan terkadang tidak dipasang.

8. Ring balok hanya menumpang pada pasangan dinding.

9. Hubungan antara ring balok dengan kuda-kuda atap asal jadi. rumahhuang

Membangun rumah atau bangunan tanpa memperhitungkan serta memperhatikan faktor keamanan terhadap bahaya gempa akan sangat menimbulkan kerugian baik dalam material maupun yang lainnya. Membangun kembali akan lebih mahal karena timbul biaya tambahan seperti biaya membuang dan membersihkan puing-puing reruntuhan rumah. Jika Anda masih bingung dan belum tau bagaimana cara membangun rumah sebaiknya mintalah bantuan konsultan arsitek mengenai rumah tahan gempa yang akan Anda bangun semoga bermanfaat. erick

Tidak ada komentar:

Posting Komentar