Talempong adalah alat musik tradisional Minangkabau ada yang terbuat dari kuningan dan ada pula dari kayu dan batu. Talempong berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-beda). Musik talempong akan berbunyi jika dipukul oleh sepasang kayu.
Musik talempong kampung cenderung ditransformasikan oleh masyarakat sendiri dan kadang-kadang turut dipengaruhi pemerintah, bahkan melalui kaset-kaset lokal. Sebaliknya kelahiran talempong kreasi, kata sama sekali tidak terkait dengan wacana globalisasi namun wacana modernisasi dan reformasi kebudayaan yang menuntut bentuk baru dengan unsur yang bias dibedakan sebagai yang tradisional dan yang modern.
Walau prosesnya bisa sama tetapi hasilnya lain dan penting dikaji dimensi perubahan yang terjadi pada tingkat lokal. Ironisnya, walaupun sangat modern pada awalnya, namun demikian talempong kreasi tampil sangat kuat dan bergabung dengan baik dengan politik kebudayaan yang hegemonis sehingga sering dikenal dengan seni tradisional.
Semenjak tahun 60-an, beberapa gaya talempong masih eksis hingga sekarang, baik talempong kampung dan talempong kreasi penampilannya masih ada tetapi untuk sebagian masyarakat masih berbeda.Budaya adalah karena sebagai proses dari produk, maka perubahan selalu datang sementara manusia dan tradisinya selalu direposisikan menurut pengaruh baru. Namun menghentikan kenyataan ini sama artinya meniadakan budaya termasuk musik-musik yang dinamis.
Lalu menyangkut revitalisasi jelas memberi kesan bahwa tradisi tersebut harus hidup dan baru dengan jiwa ke-Minangan yang hilang dalam prosesnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar